Senin pahing
merupakan hari yang ditunggu tunggu dan istimewa bagi para keluarga besar Ansor
Bnaser PAC Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk.pasalnya hari tersebut selain
sebagai ajang silaturahim juga sebagai temu kangen serta ngaji
bersama.perkumpulan sahabt sahabat ini sering dinamakan “Ngabas” Ngaose Ansor Banser
Wilangan.
Senin pahing, 07 Maret 2022 kemarin dihadiri cukup banyak anggota,
selain dari wilangan sendiri juga ada sebagian sahabat Ansor Banser Luar
Wilangan, bahkan tak sedikit rombongan peziarah karena kebetulan lokasi
kegiatan di Masjid Syekh Suluhi area pemakaman Sekh suluhi juga ikut dalam
kegiatan NGABAS yang bertajuk Dzikir Istighosah, Sholawat, Ngaji dan Ngopi
tersebut.
Dalam maudhohnya Gus Yassir Arafat membuka dengan Barang siapa yang
ingin bahagia diakhirat harus memperbanyak berfikir. Kita semua ini diberikan
akal dan fikiran harus menggunakan untuk berfikir, karena sebab dengan berfikir
kita pasti akan tidak berbuat salah. Selain itu dengan berfikir, kita juga akan
mampu membedakan mana yang haq mana yang batil, mana perintah mana larangan.
Selanjutnya ketika sudah mengetahui mana yang harus di lakukan,
lantas bagaimana mampu untuk memoles dalam keistiqomahan. Istiqomah adalah continue,
terus menerus, ajek kalau bahasa jawanya. Di dalam sebuah ibadah hal yang terberat
adalah istiqomah. Karena Al istiqomatu khoirun min alfi karomah Istiqomah
itu lebih baik dari seribu karomah.
Istiqomah adalah hal yang paling berat dalam pelaksanaan ibadah. Sebab
ketika suatu amalan tersebut dilakukan namun tidak istiqomah makan manfaatnya
tidak terlihat. Tidak terlihat, bukan tidak bermanfaat sebab, semua amalan
apapun pasti ada manfaatnya namun belum diprlihatkan. Suatu saat jika istiqomah
tersebut sudah bisa dilaksanakan insya Allah manfaat tersebut akan muncul
dengan sendirinya.
Beliau Gus Yassir Arafat mengibaratkan seperti Rutinan yang ada di
Masjid Syekh Suluhi ini. bahwasannya ketika sudah berani memulai, bagaimanapun
kondisinya beliau menghaturkan kita punya kewajiban untuk melaksanakan dengan
istiqomah. Entah satu atau dua orang saja yang hadir beliau tetap laksanakan. Bahkan
ketika tidak ada yng hadirpun beliau berkata akan tetap melaksanakannya. Karena
ini semua merupakan sebuah proses, prose situ harus dipaksa. Jika sebuah proses
tanpa ada paksaan dari dalam dirinya sendiri pasti tidak akan sampai.
Ada sebuah perkataan “ambilah Ayat Alqur’an sesukamu dan buatlah
semaumu”. Ibarat kalian membaca Al-qur’an lali meminta kepada Allah untuk bisa
terbang, lantas apa langsung bisa terbang? Tetntu jawabnya bisa, Karena Allah
maha segalanya. Namun, apakah keyakinan kita harini sudah sampai di level
tersebut. Lain halnya ketika mampu sedikit demi sedikit membaca al-qur’an dari
juz per juz kembali lagi dengan istiqomah suatu saat manfaat bisa terbang pasti
akan didapatnya. Lebih baik tak usah mengharap yang berlebih, jalani saja
secara istiqomah pasti akan di beri yang lebih-lebih oleh Allah SWT.
Jadi semua perbuatan itu tergantung dari keistiqomahnnya. Bukan tentang
kadar banyak sedikitnya. Sedikit secara istiqomah akan pasti terlihat
manfaatnya disbanding banyak namun tidka istiqomah. Lantas sudah tentu jika
yang sedikit sudah iqtiqomah harus ditambah sedikit sedikit lam lama akan
menjadi sesuatu yang banyak juga istiqomah.Yang paling inti kita semua harus
punya pegangan suatu hal yang rutin atau istiqomah kita lakukan, karena
pentingnya istiqomah tersebut. (TRA)
Senin pahing, 07 Maret 2022 kemarin dihadiri cukup banyak anggota, selain dari wilangan sendiri juga ada sebagian sahabat Ansor Banser Luar Wilangan, bahkan tak sedikit rombongan peziarah karena kebetulan lokasi kegiatan di Masjid Syekh Suluhi area pemakaman Sekh suluhi juga ikut dalam kegiatan NGABAS yang bertajuk Dzikir Istighosah, Sholawat, Ngaji dan Ngopi tersebut.
Dalam maudhohnya Gus Yassir Arafat membuka dengan Barang siapa yang ingin bahagia diakhirat harus memperbanyak berfikir. Kita semua ini diberikan akal dan fikiran harus menggunakan untuk berfikir, karena sebab dengan berfikir kita pasti akan tidak berbuat salah. Selain itu dengan berfikir, kita juga akan mampu membedakan mana yang haq mana yang batil, mana perintah mana larangan.
Selanjutnya ketika sudah mengetahui mana yang harus di lakukan, lantas bagaimana mampu untuk memoles dalam keistiqomahan. Istiqomah adalah continue, terus menerus, ajek kalau bahasa jawanya. Di dalam sebuah ibadah hal yang terberat adalah istiqomah. Karena Al istiqomatu khoirun min alfi karomah Istiqomah itu lebih baik dari seribu karomah.
Istiqomah adalah hal yang paling berat dalam pelaksanaan ibadah. Sebab ketika suatu amalan tersebut dilakukan namun tidak istiqomah makan manfaatnya tidak terlihat. Tidak terlihat, bukan tidak bermanfaat sebab, semua amalan apapun pasti ada manfaatnya namun belum diprlihatkan. Suatu saat jika istiqomah tersebut sudah bisa dilaksanakan insya Allah manfaat tersebut akan muncul dengan sendirinya.
Beliau Gus Yassir Arafat mengibaratkan seperti Rutinan yang ada di Masjid Syekh Suluhi ini. bahwasannya ketika sudah berani memulai, bagaimanapun kondisinya beliau menghaturkan kita punya kewajiban untuk melaksanakan dengan istiqomah. Entah satu atau dua orang saja yang hadir beliau tetap laksanakan. Bahkan ketika tidak ada yng hadirpun beliau berkata akan tetap melaksanakannya. Karena ini semua merupakan sebuah proses, prose situ harus dipaksa. Jika sebuah proses tanpa ada paksaan dari dalam dirinya sendiri pasti tidak akan sampai.
Ada sebuah perkataan “ambilah Ayat Alqur’an sesukamu dan buatlah semaumu”. Ibarat kalian membaca Al-qur’an lali meminta kepada Allah untuk bisa terbang, lantas apa langsung bisa terbang? Tetntu jawabnya bisa, Karena Allah maha segalanya. Namun, apakah keyakinan kita harini sudah sampai di level tersebut. Lain halnya ketika mampu sedikit demi sedikit membaca al-qur’an dari juz per juz kembali lagi dengan istiqomah suatu saat manfaat bisa terbang pasti akan didapatnya. Lebih baik tak usah mengharap yang berlebih, jalani saja secara istiqomah pasti akan di beri yang lebih-lebih oleh Allah SWT.
Jadi semua perbuatan itu tergantung dari keistiqomahnnya. Bukan tentang kadar banyak sedikitnya. Sedikit secara istiqomah akan pasti terlihat manfaatnya disbanding banyak namun tidka istiqomah. Lantas sudah tentu jika yang sedikit sudah iqtiqomah harus ditambah sedikit sedikit lam lama akan menjadi sesuatu yang banyak juga istiqomah.Yang paling inti kita semua harus punya pegangan suatu hal yang rutin atau istiqomah kita lakukan, karena pentingnya istiqomah tersebut. (TRA)